MENYAMBUT MALAM NISHFU SYA'BAN (dalam tanya-jawab)

Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati

Apa itu malam Nishfu Sya'ban?
Nishfu secara bahasa artinya setengah, Sya'ban artinya bulan Sya'ban, jadi malam Nishfu Sya'ban adalah malam pertengahan bulan Sya'ban.

Tanggal berapa malam Nishfu Sya'ban itu?
Malam Nishfu Sya'ban jatuh pada tanggal 14 malam ke lima belas bulan Sya'ban. Untuk bulan Masehi jatuh pada hari Jum'at malam (Jum'at malam Sabtu) tanggal 15 Agustus malam ke 16 Agustus 2008.

Mengapa disebut Malam Nishfu Sya'ban, tidak Siang Nishfu Sya'ban?
Karena yang utama di sini adalah malamnya, tepatnya setelah Maghrib sampai sebelum Shubuh, bukan siangnya. Artinya, waktu istimewa tersebut adalah malamnya bukan siangnya, malam pertengahan bulan Sya'ban.

Apakah malam Nishfu Sya'ban dirayakan secara berjamaah pada masa Rasulullah saw?
Tidak, pada masa Rasulullah saw dan sahabat yang empat, malam Nishfu Sya'ban tidak dirayakan secara jama'i (berjamaah), akan tetapi dilakukan secara sendiri-sendiri.

Apakah Rasulullah saw merayakannya secara sendiri?
Iya, Rasul menghidupkan malam Nishfu Sya'ban ini dengan berbagai macam ibadah, sebagaiamana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah yang artinya: "Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah saw bersabda: "Apabila sampai pada malam Nishfu Sya'ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena sesungguhnya Allah akan turun ke dunia pada malam tersebut sejak matahari terbenam dan Allah berfirman: "Tidak ada orang yang meminta ampun kecuali Aku akan mengampuni segala dosanya, tidak ada yang meminta rezeki melainkan Aku akan memberikannya rezeki, tidak ada yang terkena musibah atau bencana, kecuali Aku akan menghindarkannya, tidak ada yang demikian, tidak ada yang demikian, sampai terbit fajar" (HR. Ibnu Majah).

Lalu siapa yang pertama kali memberjamaahkan perayaan malam Nishfu Sya'ban ini?
Menurut catatan Ibnu Rajab, yang pertama kali merayakan malam Nishfu Sya'ban secara berjamaah adalah seorang ulama tabi'in yang bernama Khalid bin Ma'dan, lalu diikuti oleh ulama tabi'in lainnya seperti Makhul, Luqman bin Amir dan yang lainnya. Bahkan tradisi ini terus berlanjut dan menjadi tradisi ulama Syam dan Bashrah sampai saat ini.

Apakah kita boleh menghidupkannya secara berjamaah, padahal pada masa Rasul tidak diberjamaahkan?
Boleh-boleh saja, sebagaimana dengan pelaksanaan shalat tarawih diberjamaahkan. Pada masa Rasul hanya dua atau tiga malam saja diberjamaahkan, lalu Rasul melarangnya. Pada masa Umar bin Khatab, baru dihidupkan kembali shalat tarawih berjamaah sampai saat ini. Dan ketika ditanyakan kepada Umar bahwa hal itu adalah bid'ah, Umar menjawab: 'Bid'ah yang paling nikmat itu adalah ini (shalat tarawih diberjamaahkan)".

Bagaimana sebenarnya hokum merayakan malam Nishfu Sya'ban ini menurut para ulama?
Para ulama dalam hal ini terbagi dua kelompok, Pertama, mereka yang beranggapan bahwa malam Nishfu Sya'ban sama dengan malam-malam lainnya, tidak ada kelebihan dan keistimewaan yang berarti. Kelompok ini menilai, hadits-hadits yang berbicara seputar keutamaan malam Nishfu Sya'ban ini semuanya dhaif. Karena Dhaif, maka tidak boleh diamalkan.
Ibnu Rajab al-Hanbali menisbahkan pendapat ini kepada Imam Atha' bin Rabah, Ibnu Abi Malikah, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, pengikut dan murid-murid Imam Malik dan merupakan pendapat jumhur ulama Hijaj.
Kedua, kelompok yang mengatakan bahwa malam Nishfu Sya'ban adalah malam yang sangat istimewa dan mempunyai banyak kelebihan. Hal ini didasarkan kepada beragama hadits dan riwayat serta atsar dari para ulama shalih termasuk sahabat Ali bin Abi Thalib. Sekalipun umumnya hadits-hadits yang berbicara seputar keutamaan malam Nishfu Sya'ban ini dhaif, namun banyak juga hadits Hasan atau Shahih Lighairihi. Karena itu, masih menurut kelompok kedua, hadits-hadits Dhaif tersebut kedudukannya saling menguatkan, sehingga derajatnya naik paling tidak menjadi hadits Shahih Lighairihi, karena banyak hadits yang saling menguatkan.
Pendapat kedua ini di antaranya adalah pendapat para ulama tabi'in, di antaranya Khalid bin Ma'dan, Makhul, Luqman bin Amir dan yang lainnya. Pendapat ini juga adalah pendapatnya para ulama Syams dan Bashrah.

Kalau demikian, kita boleh mengambil kedua pendapat di atas?
Iya silahkan, bagi yang lebih cenderung kepada kelompok pertama yang meniadakan keistimewaan malam ini, silahkan juga untuk menganggap malam ini malam biasa seperti malam-malam lainnya.
Dan bagi yang mau mengambil pendapat kedua, juga tentu sangat silahkan dan mengisinya dengan berbagai amalan ibadah. Dan saya secara pribadi, cenderung untuk mengambil pendapat kedua di atas. Wallahu 'alam.

Apabila kita setuju dengan pendapat pertama, apakah kita boleh mengatakan bid'ah kepada yang merayakannya?
Tentu tidak boleh, karena bid'ah adalah sesuatu yang tidak ada dasar dan dalil, sementara dalam malam Nishfu Sya'ban ada haditsnya bahkan sampai Shahih Lighairih. Mengatakan dan menuduh sesuatu Bid'ah adalah sebuah dosa besar, terlebih kalau jelas ada dalilnya. Untuk itu, sebaiknya saling menghormati dan tidak saling mencaci.

Apa di antara keistimewaan malam Nishfu Sya'ban ini?
Di antara keistimewaan malam Nishfu Sya'ban ini berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw adalah:
1. Diampuninya dosa-dosa dalam jumlah yang sangat banyak (HR. Ahmad, Turmudzi dan Abu Daud).
2. Doa-doa akan dikabulkan (HR. Baihaki)
3. Malam tutup buku catatan amal manusia tahunan
4. Ditaburkannya lima hadiah dari Allah: kemuliaan, derajat yang tinggi, kebaikan, kasih sayang dan cahaya kebenaran
5. Malam hari raya nya para malaikat
6. Malam penentuan ajal manusia setahun ke depan

Mengapa malam Nishfu Sya'ban mulia dan dimuliakan?
Karena di antaranya beberapa sebab:
1. Malam di mana ditentukan ketentuan-ketentuan Allah untuk tahun ke depan termasuk penentuan ajal manusia, siapa-siapa yang akan meninggal di tahun ke depan
2. Malam hari raya nya para malaikat.
3. Malam tutup buku catatan amal manusia tahunan

Apa saja amalan yang sebaiknya dilakukan?
1. Shalat Magrib berjamaah
2. Shalat rawatib ba'da Magrib jangan ditinggalkan
3. Shalat Tasbih
4. Membaca surat Yasin sebanyak tiga kali, bacaan surat Yasin pertama niatkan untuk panjang umur, surat Yasin kedua niatkan untuk dihindarkan dari bencana, musibah dan petaka, surat Yasin ketiga niatkan untuk kemudahan, keberkahan rizki dan semua urusan
5. Memperbanyak doa juga mendoakan orang-orang terdekat, khususnya dalam tiga hal: panjang umur dalam keadaan sehat wal afiyat, terhindar dari musibah dan bencana serta dimudahkan rizki dan segala urusan
6. Memperbanyak dzikir
7. Memperbanyak membaca al-Qur'an
8. Memperbanyak rakaat shalat-shalat sunnat, seperti witir, tahajud, hajat dan lainnya.

Apakah amalan-amalan tersebut harus dimulai sejak Magrib?
Tidak harus, akan tetapi sebaiknya, karena Magrib adalah permulaan malam. Boleh kapan saja selama di malam Nishfu Sya'ban.

Apakah amalan-amalan di atas, boleh tidak berurutan?
Boleh sekali, misalnya mau membaca al-Qur'an dulu, dzikir dulu atau lainnya. Silahkan, tidak harus berurutan seperti di atas.

Seandainya tidak sanggup melaksanakan Shalat Tasbih karena berbagai hal, bagaimana?
TIdak mengapa, karena hokum Shalat Tasbih sendiri adalah sunnat, siapa yang melakukannya, akan mendapatkan pahala, dan yang tidak melakukannya tidak mengapa.

Apakah membaca surat Yasin harus tiga kali?
Tidak, boleh berapa saja, boleh lebih, boleh juga kurang, bahkan boleh juga cukup satu kali. Tiga kali karena disesuaikan dengan tiga hal yang paling penting dalam malam tersebut, yaitu panjang umur, terhindar dari bala bencana dan lebih dimudahkan rizki.

Seandainya capek dengan banyak kegiatan, apa yang paling baik dilakukan?
Usahakan semuanya dilakukan, karena malam ini datangnya satu tahun sekali, dan belum tentu kita di tahun depan masih dapat menjumpainya. Kalau sangat capek juga, perbanyak doa terutama tiga hal sebagaimana disebutkan di atas.

Boleh tidak tidur dulu, kemudian tengah malam baru melakukan amalan di atas?
Tentu boleh-boleh saja, bahkan pahalanya lebih besar, karena dilakukan di sepertiga akhir malam.

Bacaan dzikir apa saja yang sebaiknya dibaca?
Bacaan apa saja baik dan utama, misalnya membaca laa haula walaa quwata illaa billaah, subhaanallah wal hamdulillaah walaailaaha illallooh, dan lainnya.

Apa yang dimaksud dengan puasa Nishfu Sya'ban?
Yaitu puasa pada pertengahan bulan Nishfu Sya'ban, tepatnya pada tanggal 15 Sya'ban.

Apakah puasa Nishfu Sya'ban termasuk sunnat?
Sepengetahuan penulis, hadits tentang puasa Nishfu Sya'ban dhaif, karena itu tidak dapat diamalkan. Namun demikian, kita masih tetap dapat berpuasa pada tanggal Nishfu Sya'ban tersebut, tapi niatkan untuk puasa Bidh (puasa bulan purnama, pertengahan bulan) atau puasa sunnat Sya'ban, dan bukan niat puasa Nishfu Sya'ban.

Apakah di Mesir malam Nishfu Sya'ban dirayakan?
Di Mesir, sepengetahuan penulis, malam Nishfu Sya'ban merupakan di antara malam nasional. Pemerintah, dalam hal ini kementerian Wakaf, merayakannya dengan berbagai acara, di antaranya ceramah dan doa.

Buku apa saja yang membahas tentang Malam Nishfu Sya'ban ini?
Hampir semua buku membahasnya, baik buku-buku fiqih atau buku-buku Fadhailul A'mal, termasuk buku-buku tafsir.

Kalau ada yang hendak ditanyakan atau didiskusikan, ke mana saya dapat berkirim?
Dapat dikirimkan via email penulis dengan alamat email: aepmesir@yahoo.com

Apakah penulis ada tulisan khusus tentang bulan Sya'ban atau malam Nishfu Sya'ban?
Iya, ada dan pembaca boleh mengambilnya untuk kepentingan ilmu, selama tidak untuk dikomersilkan, dan penulis mengizinkan untuk menyampaikannya juga kepada para handai taulan yang lain.

Di mana alamatnya?
Boleh dilihat di alamat Majlis Taklim al-Muttaqin, kelompok pengajian ibu-ibu KBRI Kairo dengan alamat: www.mtmcairo.multiply.com atau boleh di blog penulis: www.aepmesir.multiply.com

Boleh tidak tulisan ini, saya postingkan kepada teman-teman?
Silahkan dan tentu dengan senang hati, sekali lagi selama tidak untuk dikomersilkan. Semoga menjadi di antara catatan amal kebaikan penulis sebagai bekal dunia akhirat.

Apakah penulis sudah mempunyai calon isteri?
Uuups, mohon maaf tidak ada kaitan dengan malam Nishfu Sya'ban, lain kali dalam tanya jawab berikutnya tentang isteri dan calon isteri, hehehehe (biar para pembaca tidak tegang, hehehe).

Apa kata-kata terakhir yang hendak penulis sampaikan?
Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita semua pada bulan Sya'ban ini, dan menyampaikan usia kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan, aminn. Selamat mengisi bulan Sya'ban dan malam Nishfu Sya'ban ini dengan berbagai amal kebaikan dan ibadah, semoga Allah memasukkan kita semua sebagai hamba-hambaNya yang bahagia, selamat dunia akhirat, amiin ya rabbal aalamiin.

Post a Comment

Previous Post Next Post